14 Feb 2015

Semata Senja



pada senja melukis rindu, 
selaksa ranum pada penantian tiada henti.
sudah tahukah engkau yang dipuja,
bahwa hanya dirimu yang mendamba hati

sebab, temaram cahaya bulan di wajahmu
meliuk laksana air surgawi yang mengalir.
kala menatap liukan itu,

berdua terpukur takzim tak bernada
hanya lirih desah yang berkelabat
engkau dan diriku dalam peraduan
menuju Tuhan yang maha kudus.


0 komentar :

Posting Komentar